Pengaruh Moral terhadap Perekonomian

Jumat, 04 Januari 2013
Saat ini kebanyakan negara-negara Islam menghadapi banyak masalah yang bersumber dari kemiskinan dan distribusi kekayaan yang timpang. Padahal dalam ajaran agama Islam banyak menjelaskan unsur-unsur pertumbuhan ekonomi dan cara sehat untuk melakukan aktivitas ekonomi serta penyebaran keadilan sosial dan ekonomi. Mencermati unsur-unsur ini dalam menyusun program ekonomi dan mensosialisasikannya ke tengah-tengah masyarakat, diharapkan dapat menghidupkan lagi peradaban Islam dan menyejahterakan rakyat.

Satu dari cara pandang efektif Islam tentang masalah ini adalah hubungan erat nilai-nilai moral dengan ekonomi. Masyarakat Islam dari satu sisi membutuhkan ekonomi yang dinamis dan terus berkembang agar dapat menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Sementara pada saat yang sama, masyarakat Islam perlu memperkuat nilai-nilai moral dalam budaya masyarakat. Dengan demikian, diharapkan dapat menyehatkan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya mampu menyiapkan kebahagiaan akhirat setiap individu yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, harus dikatakan bahwa cita-cita ajaran Islam adalah mempersiapkan kebahagiaan dunia dan akhirat manusia.

Di masa kini, pemisahan moral dari ekonomi benar-benar transparan. Sebab utama mengapa para pakar ekonomi memilih pemisahan moral dari ekonomi kembali pada cara pandang mereka akan manusia dan posisinya di dunia. Cara pandang yang muncul pasca Renaisance berdasarkan pemikiran Humanisme yang berujung pada pemisahan manusia dari Tuhan, agama dari sosial dan hukum serta ekonomi dari moral.

Dalam pemikiran Deisme yang muncul pada abad ke-17 di Eropa, manusia telah dipisahkan dari ajaran ilahi dan wahyu. Pemikiran ini menyebut Tuhan sebagai sumber penciptaan dunia dan setelah itu alam secara otomatik melanjutkan sendiri kehidupannya. Artinya, manusia pasca penciptaan sudah tidak butuh lagi pada petunjuk ilahi. Pemikiran ini mengakibatkan manusia sudah tidak lagi dikungkung oleh aturan individu. Semua ini mengakibatkan pemisahan ekonomi dari moral dan nilai-nilai kemanusiaan.

Dampak Globalisasi
Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan. Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang. Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karena dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).
Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.

referensi :
 http://marthabelawatitarihoran.wordpress.com/2012/09/23/pengaruh-globalisasi-terhadap-bangsa-indonesia-dan-generasi-muda-gereja/
http://indonesian.irib.ir/equilibrium/-/asset_publisher/yB7o/content/peran-moral-dalam-ekonomi-bagian-pertama

0 komentar:

Posting Komentar