Pengertian Konsep Diri
Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan
hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar
menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri.
Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang
macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain – dan
bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah
muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi
mengkritik diri sendiri.
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan,
pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi yang lebih
rinci lagi adalah sebagai berikut :
a. Konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang
atribut (ciri-ciri sifat ) yang dimiliki (Brehm & Kassin, 1993).
b. Atau juga diartikan sebagai pengetahuan dan keyakinan yang dimilki
individu tentang karakteristik dan ciri-ciri pribadinya (Worchel,
2000).
c. Definisi lain menyebutkan bahwa Konsep diri merupakan semua
perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini
meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan
penampilan diri
Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini
dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat
apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan
kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif
akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan
yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun
lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah
menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang
disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau
menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat
lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap
segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan
dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan
dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep
diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang
positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan
datang.
Ada dua komponen dalam konsep diri yaitu komponen kognitif dan
komponen afektif. Komponen kognitif disebut sebagai citra diri (self
image) sedangkan komponen afektif adalah harga diri (self esteem).
Pembentukan Konsep diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan
pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan
akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh
sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola
asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung,
cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap
orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang
memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah
memuji, suka marah-marah, dsb – dianggap sebagai hukuman akibat
kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai
dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan.
Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan
merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang
positif.
Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput
dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu
tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi
sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil
mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah.
Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar
keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.
Status Sosial Ekonomi
Status sosial seseorang mempengaruhi
bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang
cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan
individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih
positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah. Hal ini didukung
oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi
menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan
anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak
dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari
tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi
Darmayekti, 2006:21).
Referensi :
http://faztilmi.wordpress.com/2012/05/09/pengaruh-lingkungan-dalam-proses-pembentukan-konsep-diri-self-concept/
http://izzamuanies.blogspot.com/2012/11/budaya-dan-pembentukan-konsep-diri.html
Dayakisni, Tri dan Salis Yuniardi,
Psikologi Lintas Budaya, Malang : UMM Press, 2004
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Poll
Total Pageviews
Popular Posts
-
I.Proses Bangsa yang Bernegara Proses bangsa yang bernegara memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya bangsa, dimana sekelompok ma...
-
I. A. Perbatasan Wilayah Darat Indonesia dengan Negara Tetangga • INDONESIA - MALAYSIA Perbatasan darat antara Indonesia dengan Malaysia ...
-
Definisi Kelas Sosial Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyar...
-
Sumber daya ekonomi Pengertian sumber daya ekonomi Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasar...
-
Wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia umumnya jauh dari jangkauan modal sehingga kondisinya tertinggal dalam berbagai hal ...
-
Subject : Business English 2 Groups : 1. Arie Dwi Putra (11210036) ...
-
1. Pengertian Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian . Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” ...
-
Pendahuluan Kata Karya Tulis di bagi menjadi dua kata yakni kata "karya" dan kata "tulis". Arti kata '...
-
Adalah suatu kenyataan yang telah kita maklumi bersama bahwa pada waktu ini, suatu proses perubahan mahabesar sedang dialami oleh umat ma...
-
Belakangan ini banyak sekali kasus-kasus penipuan secara online yang ditangkap oleh polisi. Bisnis secara online memang mempermudah par...
Blog Archive
-
▼
2013
(27)
-
▼
Januari
(12)
- Ilmu Pengetahuan dalam Perkembangan Ekonomi
- Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan dalam Perilak...
- Pengaruh Moral terhadap Perekonomian
- Sikap Motivasi dan Mawas Diri dalam Perilaku Konsumen
- Keluarga Sehat
- Kecemburuan Sosial dan Dampaknya
- Pembentukkan Konsep Diri
- Kehidupan Ekonomi di Daerah Perbatasan
- Pengaruh Situasi dalam Perilaku Konsumen
- Pengaruh Keluarga dan Rumah Tangga dalam Perilaku ...
- Segmentasi Pasar dan Analisis Demografi
- Pengaruh Individu terhadap perilaku konsumen
-
▼
Januari
(12)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
0 komentar:
Posting Komentar