Ilmu Pengetahuan dalam Perkembangan Ekonomi

Jumat, 04 Januari 2013
Adalah suatu kenyataan yang telah kita maklumi bersama bahwa pada waktu ini, suatu proses perubahan mahabesar sedang dialami oleh umat manusia, sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan serta penggunaan yang langsung mempengaruhi segala aspek-aspek penghidupan. Manusia telah berhasil mencapai kemajuan-kemajuan pesat dalam usahanya untuk lebih mengerti alam sekitarnya dan untuk sampai pada perumusan-perumusan yang lebih baik mengenai hukum-hukum alam yang berlaku, yang kemudian dengan sadar dipergunakannya untuk memperbaiki keadaan hidupnya sendiri.

Sedemikian besar kemampuan manusia untuk mengerti hakikat daripada hukum-hukum alam tersebut  serta kemampuannya untuk menggunakan hukum-hukum alam itu, sehingga pada saat ini ia berdiripada persimpangan jalan: arah yang satu menuju ke tamatnya eksistensi manusia sebagai akibat dari kekuatan-kekuatan destruktif yang diciptakannya dengan pengetahuannya sendiri, sedangkan arah yang lain secara potensial dapat membawa seluruh umat manusia ke tingkat penghidupan yang lebih baik, yang lebih sesuai dengan martabat manusia.

Alternatif yang terakhir ini baru terdapat secara potensial belaka, karena kemampuan luar biasa dari manusia untuk menundukkan alam itu belum dibarengi dengan kemampuan yang sepadan untuk menundukkan diri sendiri. Manusia belum berhasil sepenuhnya mengarahkan hubungan antarmanusia dan antarbangsa sedemikian rupa, sehingga manfaat dari penggunaan ilmu pengetahuan itu dapat dikecam oleh seluruh umat manusia.

 Pengetahuan merupakan modal penting dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi dunia di jaman sekarang dan masa mendatang. Pentingnya peningkatan dan penerapan ilmu pengetahuan dalam ekonomi kita memberi kesempatan tumbuhnya sistem ekonomi  yang memiliki daya saing dan inovatif.

 Bank Dunia sendiri telah merumuskan empat pilar penting yang dibutuhkan sebuah negara dalam menumbuhkembangkan ekonomi yang berbasis pada ilmu pengetahuan. Pertama,  sebuah rezim ekonomi dan kelembagaan yang memberikan insentif bagi efisiensi penggunaan pengetahuan yang ada dan baru dan berkembangnya kewirausahaan. Kedua, populasi yang terdidik dan terampil yang dapat membuat, berbagi, dan menggunakan pengetahuan dengan baik. Ketiga, sebuah sistem inovasi efisien perusahaan, pusat penelitian, universitas, konsultan, dan organisasi lain, dan keempat, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang efisien dan fasilitatif.

Salah satu prinsip dasar lainnya dari ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan ini adalah inovasi. Ekonomi di negara Indonesia sendiri sudah seharusnya bergerak dari ekonomi yang mendorong pada investasi menjadi inovasi. Pemerintah, swasta, dan dalam hal ini universitas, harus saling bersinergi guna mewujudkan sistem ekonomi inovatif di negeri ini.Dalam dua dekade kedepan, pengetahuan berbasis ekonomi di negeri ini memiliki berbagai macam tantangan dan peluang. Diakhir presentasi ia juga memaparkan beberapa hal yang harus diantisipasi dalam menghadapi tantangan tersebut yaitu dengan cara memperkuat dan meningkatkan kapasitas pengembangan dan penelitian, memaksimalkan potensi TIK melalui kerja sama sektor swasta khususnya di daerah dan pengembangan infrastruktur  ICT.

 Penggunaan model ekonomi dapat merupakan bantuan yang tidak kecil, artinya dalam penentuan kebijakan ekonomi. Pengambilan keputusan mengenai suatu kebijaksanaan didasarkan kepada pemilihan di antara alternatif yang tersedia. Untuk menentukan alternatif apa saja yang ada, pertama-tama perlu adanya  pengetahuan mengenai keadaan yang sesungguhnya, dalam arti diketahuinya dari variabel yang relevan. Variabel-variabel yang hubungannya dirumuskan dalam persamaan tersebut dapat dibagi dalam dua golongan. Pertama, variabel yang dapat dikuasai oleh pengambil keputusan, sedangkan yang kedua adalah variabel yang terletak diluar kekuasaannya. Variabel pertama disebut juga instruments atau policy variables. Tindakan-tinakan berupa kebijakan ekonomi dari pengambil keputusan (decision maker) berbentuk perubahan nilai dari variabel yang dikuasainya.

sumber:
 http://www.unpad.ac.id/2012/11/kembangkan-ekonomi-yang-berbasis-ilmu-pengetahuan/
http://www.fe.iluni.or.id/hal/berita/detail/526/analisis_ekonomi_dan_perencanaan_pembangunan.html

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan dalam Perilaku Konsumen

Sumber daya ekonomi
Pengertian sumber daya ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
      Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah.

 KANDUNGAN PENGETAHUAN
Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam :
1. Pengetahuan Produk
2. Pengetahuan Pembelian
3. Pengetahuan Pemakaian
Keterangan:
1. Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk.
Jenis Pengetahuan Produk:
(1) Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
(2) Pengetahuan tentang manfaat produk
(3) Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen
2. Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Perilaku Membeli:
1. Store Contact
Meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
2. Product Contact
Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir.
3. Transaction
Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
3. Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang
maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.

 ORGANISASI PENGETAHUAN
Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan 1. Pengetahuan organisasi mencakup skema klasifikasi yang mengatur bahan-bahan pada tingkat umum (seperti buku-buku di rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses yang lebih rinci, dan otoritas file yang mengontrol versi varian informasi penting (seperti nama-nama geografis dan nama-nama pribadi). Istilah pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan mempromosikan manajemen pengetahuan 1. Sistem pengetahuan organisasi yang mencakup Mengatur skema Klasifikasi bahan-bahan pada tingkat umum (seperti buku-buku di rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses lebih terperinci, dan Otoritas varian versi file yang mengontrol informasi kunci (seperti nama-nama dan nama Geografis -nama pribadi). Mereka juga termasuk kurang-skema tradisional, seperti jaringan semantik dan ontologi. Mereka juga termasuk kurang-skema tradisional, seperti jaringan semantik dan ontologi. Karena sistem organisasi pengetahuan mekanisme untuk mengorganisir informasi, mereka berada di jantung dari setiap perpustakaan, museum, dan arsip. Karena mekanisme sistem pengetahuan organisasi untuk mengorganisir informasi, mereka berada di jantung dari setiap perpustakaan, museum, dan arsip. Sistem organisasi pengetahuan digunakan untuk mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk mengelola koleksi. Sistem pengetahuan organisasi Digunakan untuk Mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk mengelola koleksi. Sebuah KOS berfungsi sebagai jembatan antara kebutuhan informasi pengguna dan materi dalam koleksi. Sebuah berfungsi KOS Sebagai jembatan antara kebutuhan pengguna informasi dan materi dalam koleksi. Dengan itu, pengguna harus dapat mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan sebelumnya keberadaannya. Dengan itu, pengguna harus dapat mengidentifikasi objek menarik tanpa pengetahuan sebelumnya keberadaannya. Baik melalui browsing atau mencari langsung, baik melalui tema pada halaman Web atau situs mesin pencari, para KOS membimbing pengguna melalui proses penemuan. Baik melalui mencari atau browsing langsung, baik melalui tema pada halaman Web atau situs mesin pencari, para KOS membimbing pengguna melalui proses penemuan. Selain itu, Koss mengijinkan penyelenggara untuk menjawab pertanyaan mengenai cakupan pengumpulan dan apa yang dibutuhkan untuk melengkapi itu. Selain itu, Koss mengijinkan Penyelenggara untuk menjawab pertanyaan mengenai cakupan Pengumpulan dan apa yang dibutuhkan untuk melengkapi itu.

sumber :
 http://shinmull.wordpress.com/2012/11/15/softskill-bab-vi-sumber-daya-konsumen-pengetahuan/
lhibie.blogspot.com/2011

Pengaruh Moral terhadap Perekonomian

Saat ini kebanyakan negara-negara Islam menghadapi banyak masalah yang bersumber dari kemiskinan dan distribusi kekayaan yang timpang. Padahal dalam ajaran agama Islam banyak menjelaskan unsur-unsur pertumbuhan ekonomi dan cara sehat untuk melakukan aktivitas ekonomi serta penyebaran keadilan sosial dan ekonomi. Mencermati unsur-unsur ini dalam menyusun program ekonomi dan mensosialisasikannya ke tengah-tengah masyarakat, diharapkan dapat menghidupkan lagi peradaban Islam dan menyejahterakan rakyat.

Satu dari cara pandang efektif Islam tentang masalah ini adalah hubungan erat nilai-nilai moral dengan ekonomi. Masyarakat Islam dari satu sisi membutuhkan ekonomi yang dinamis dan terus berkembang agar dapat menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Sementara pada saat yang sama, masyarakat Islam perlu memperkuat nilai-nilai moral dalam budaya masyarakat. Dengan demikian, diharapkan dapat menyehatkan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya mampu menyiapkan kebahagiaan akhirat setiap individu yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, harus dikatakan bahwa cita-cita ajaran Islam adalah mempersiapkan kebahagiaan dunia dan akhirat manusia.

Di masa kini, pemisahan moral dari ekonomi benar-benar transparan. Sebab utama mengapa para pakar ekonomi memilih pemisahan moral dari ekonomi kembali pada cara pandang mereka akan manusia dan posisinya di dunia. Cara pandang yang muncul pasca Renaisance berdasarkan pemikiran Humanisme yang berujung pada pemisahan manusia dari Tuhan, agama dari sosial dan hukum serta ekonomi dari moral.

Dalam pemikiran Deisme yang muncul pada abad ke-17 di Eropa, manusia telah dipisahkan dari ajaran ilahi dan wahyu. Pemikiran ini menyebut Tuhan sebagai sumber penciptaan dunia dan setelah itu alam secara otomatik melanjutkan sendiri kehidupannya. Artinya, manusia pasca penciptaan sudah tidak butuh lagi pada petunjuk ilahi. Pemikiran ini mengakibatkan manusia sudah tidak lagi dikungkung oleh aturan individu. Semua ini mengakibatkan pemisahan ekonomi dari moral dan nilai-nilai kemanusiaan.

Dampak Globalisasi
Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan. Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang. Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karena dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).
Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.

referensi :
 http://marthabelawatitarihoran.wordpress.com/2012/09/23/pengaruh-globalisasi-terhadap-bangsa-indonesia-dan-generasi-muda-gereja/
http://indonesian.irib.ir/equilibrium/-/asset_publisher/yB7o/content/peran-moral-dalam-ekonomi-bagian-pertama

Sikap Motivasi dan Mawas Diri dalam Perilaku Konsumen

Kata sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli antara lain :
1. Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam bahasan ilmu sosial pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan sosial, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama Znanieck. Dalam buku tersebut, Thomas dan Znaniecki membahas informasi sosiologi dari kedua sudut individualistik dan subjektivistik. Menurut pandangan mereka dua hal yang harus diperhitungkan pada saat membahas kehidupan dan perubahan sosial adalah sikap individu dan budaya objektif (objective cultural).
2. Menurut Allport (1935), sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait.
 
• Motivasi
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain : intensitas, arah, dan ketekunan. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli :
1.Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”
2. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
Komponen Motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :
a. Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri, dan e) kebutuhan aktualisasi.
b. Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
c. Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi pelaku.

Mawas Diri
Otak menyimpan semua hasil rekaman pengetahuan dan penghayatan kita dalam memory-nya. Apabila karena satu dan lain hal kita sempat keliru belajar menjadi ’tidak mampu, tidak berdaya, tidak bias belajar’, maka langkah yang perlu dilakukan adalah merombak hasil belajar tersebut
Salah satu sikap mawas yang perlu dijaga adalah mawas akan kosakata yang Anda ungkapkan baik ke diri maupun ke luar. Kosa-kata yang Anda pakai mencerminkan siapa Anda tetapi juga membentuk diri Anda.
Mwas diri menurut kamus Beasar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita janagan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.

sumber :
 http://rani1991.wordpress.com/2011/12/27/sikap-motivasi-dan-mawas-diri-terhadap-konsumen/
http://indrigustiantari.blogspot.com/2012/12/sikap-motivasi-dan-mawas-diri.html

Keluarga Sehat

Keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat. Keluarga yang sehat akan membentuk masyarakat, desa dan kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi dan bangsa sehat. Bangsa yang sehat memiliki derajat kesehatan yang tinggi, sehingga meningkatkan produktivitas bangsa tersebut. Oleh karena itu, keluarga yang sehat adalah investasi suatu bangsa bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif.

Kebiasaan keluarga sehat :
 1. Jangan keluar rumah dalam keadaan lapar
Ini adalah salah satu cara agar seluruh anggota keluarga bebas dari risiko obesitas. Jika kita keluar rumah dalam keadaan perut terisi, kita tidak akan kelaparan saat di perjalanan menuju tempat aktivitas. Terutama jika jarak rumah dan tempat tujuan cukup jauh, atau harus berhadapan dengan kemacetan. Rasa lapar akan memicu hormon ghrelin sehingga kita akan makan berlebihan setibanya di tempat tujuan.

"Plus tubuh membutuhkan 30 menit untuk mengembalikan ghrelin kembali ke level normal. Selama menunggu 30 menit itu, kita akan memakan apa saja untuk memenuhi panggilan rasa lapar. Jadi sebaiknya pergilah dengan keadaan perut terisi," Oz memaparkan. Tapi jika terpaksa, sediakan sekantong kacang almon sebagai camilan sehat di perjalanan.

2. Olahraga bersama setiap hari, minimal 20 menit
Buat apa olahraga di tempat lain jika kita sekeluarga bisa melakukannya di rumah. Terlebih jika kita kesulitan untuk menemukan jadwal untuk berolahraga bersama. Oz menyarankan, sebelum sarapan bersama, bangunkan seluruh anggota keluarga untuk sekadar jalan pagi atau berolahraga dengan musik kesukaan bersama.

"Tahu apa yang terjadi ketika kita mencobanya hanya 20 menit? Setelah itu semua anggota akan ketagihan karena sebenarnya 20 menit adalah waktu yang singkat," ucap Oz sambil mengingatkan kita agar membuatnya menjadi seperti waktu bersenang-senang bagi seluruh anggota keluarga.

3. Jadilah "food decider" untuk keluarga kita
"Jangan langsung membayangkan kita akan berperan seperti pemimpin yang otoriter, tapi buatlah seluruh anggota keluarga menyukai pilihan makanan yang kita berikan," Oz mengingatkan. Caranya? "Jadilah koki untuk keluarga kita.”
Ini adalah trik merayu sebenarnya. Sebab tanpa sadar, anggota keluarga akan lebih memilih menikmati makanan yang kita buat ketimbang makan di luar. Ketika mereka menyukai makanan rumah, itu artinya segala bahan yang kita pilih benar-benar lulus sensor untuk memenuhi standar kebersihan serta kesehatan. "Bagi yang punya anak-anak kecil, kita bisa menjadikan ini cara agar mereka suka buah dan sayur.”

4. Makan malamlah bersama
Sebenarnya duduk dan menikmati makan malam bersama bukanlah sekadar menghabiskan makanan yang disajikan. Lebih dari itu, ujar Oz, makan malam bersama akan menciptakan ikatan emosi kepada seluruh anggota keluarga. Ini adalah modal kesehatan emosi dan membentuk rasa percaya diri pada anggota keluarga, khususnya anak-anak. Ciptakan suasana yang hangat dan terbuka sehingga ritual makan malam bersama menjadi salah satu cara untuk memiliki waktu berkualitas bersama.

5. Cerita sebelum tidur
Bagi kita yang memiliki anak-anak yang masih kecil, membacakan dongeng adalah salah satu cara untuk membuat anak rileks menjelang tidur. Hal ini akan menjadi modal anak untuk mendapatkan kualitas tidur terbaik. Biasakan anak memiliki jam dan kualitas tidur yang baik karena jam dan kualitas tidur bisa sangat berpengaruh untuk kesehatan tubuh. "Bahkan ketika kita tidak dapat tidur dengan nyenyak, risiko serangan jantung dan stroke akan membayangi kita,” ujar Oz.

6. Jadikan anak sebagai "polisi" makan sehat
Ketika kita mengajak anak untuk menerapkan pola makan sehat, kita harus melibatkan mereka. Caranya, jadikan mereka "polisi" makanan. Jika salah satu anggota keluarga, termasuk orang tua, kedapatan menikmati junk food, maka anak-anak sebagai polisi makanan berhak memberikan sanksi kepada kita.
Menurut Oz, ini tak hanya membuat anak bagian dari proses kebiasaan sehat, tetapi secara langsung bisa memilih makanan-makanan apa saja yang masuk kategori makanan sehat dan tidak. Dengan demikan, secara sadar mereka akan menerapkan pola makan sehat tanpa merasa dipaksa.

7. Eratkan asmara di atas tempat tidur bersama suami
Memiliki jadwal teratur untuk bercinta bersama suami adalah cara menyenangkan untuk membuat usia kita 3 tahun lebih panjang. "Lakukan minimal dua kali seminggu," Oz menyarankan.

Bercinta juga akan membuat ikatan hubungan kita dengan suami akan semakin erat. "Jadi sehat secara fisik dan emosi, plus menyehatkan hubungan suami-istri."

referensi :
  http://female.kompas.com/read/2011/07/14/1000268/7.Kebiasaan.Keluarga.Sehat.
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1309-keluarga-sehat-investasi-bangsa.html

Kecemburuan Sosial dan Dampaknya

Kecemburuan sosial adalah suatu kondisi dimana munculnya kelas kelas sosial karena adanya perbedaan perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat seperti dari segi hukum, ideologi, politik, ekonomi, sosial,dsb yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

 Di dalam hampir semua peristiwa kerusuhan, beberapa tokoh masyarakat selalu mengemukakan "kecemburuan sosial" sebagai biang keroknya. Para politikus, pejabat, sosiolog dan pemuka agama, paling gemar menunggangi istilah "kecemburuan sosial" ini, untuk mencapai maksud-maksud tertentu. Secara umum, kebiasaan menggunakan alasan gampangan seperti "kecemburuan sosial" ini dilatarbelakangi oleh "ketidak mampuan" mereka untuk "mencari akar permasalahan" sebenarnya. Mereka tidak mengenal secara utuh, kelompok masyarakat yang bersangkutan,dan tidak pernah mau tahu tentang keadaan yang berkembang di dalam kelompok masyarakat tersebut! Yang paling memalukan adalah bahwa seringkali mereka sebenarnya sudah tahu "akar permasalahan"-nya, tetapi dengan sengaja menyembunyikannya, agar kelompok masyarakat tertentu dapat dijadikan kambing hitam.

Contoh kecil sebuah kecemburuan sosial :
-          Ketika seseorang yang kurang mampu dari segi ekonomi hidup berinteraksi dengan lingkungan yang mayoritas adalah golongan kaum yang berada. Mereka bergaul dengan memilih memilih teman yang sederajat dan mengucilkan yang menurut mereka tidak sekelas dengan mereka. Hal ini tentunya akan menciptakan kecemburuan sosial di lingkungan tersebut.

-          Contoh diatas merupakan contoh bentuk kecemburuan sosial dalam segi ekonominya, kali ini adalah contoh kecemburuan dari segi aspek sosial. Misalya adalah ketika seseorang masih ada dalam jenjang pendidikan baik itu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas ataupun bangku perkuliahan, pergaulan dalam lingkungan tersebut hanya berdasarkan dari kemampuan pendidikannya, si golongan pintar hanya bergaul dan saling membantu dengan yang pintar pula, sedangkan yang bodoh tidak dibantu oleh si pintar dalam proses belajar mengajar. Tentunya akan terjadi kecemburuan sosial didalamnya.
      Kecemburuan sosial merupakan suatu masalah yang serius dan mesti mendapatkan perhatian khusus dari kita semua, karena dengan masih banyaknya kasus kasus kecemburuan sosial di indonesia maka indonesia masih akan terus terbayangi dengan kerusuhan dimana mana, perang antar warga negara indonesia, keributan, kekacauan,dsb. Dalam proses pembangunan yang masih sedang berlangsung di negara kita, sebaiknya pemerintah mulai memperhatikan masalah sosial yang satu ini, karena untuk menjadi bangsa yang besar dan maju kita harus mempererat persatuan dan kesatuan bangsa agar bisa menghadapi persaingan global.
Referensi:
      http://info-83.blogspot.com/2011/11/kecemburuan-sosial.html
      http://www.oocities.org/arumbaikole/joshua05032001.htm

Pembentukkan Konsep Diri

Pengertian Konsep Diri
Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain – dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Dari situlah muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri.

Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Definisi yang lebih rinci lagi adalah sebagai berikut :
a. Konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciri-ciri sifat ) yang dimiliki (Brehm & Kassin, 1993).
b. Atau juga diartikan sebagai pengetahuan dan keyakinan yang dimilki individu tentang karakteristik dan ciri-ciri pribadinya (Worchel, 2000).
c. Definisi lain menyebutkan bahwa Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri

Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang dengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.
Ada dua komponen dalam konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif disebut sebagai citra diri (self image) sedangkan komponen afektif adalah harga diri (self esteem).


Pembentukan Konsep diri

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yang misalnya : suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb – dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan dari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya cukup berharga sehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.

Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya, seorang merasa dirinya pandai dan selalu berhasil mendapatkan nilai baik, namun suatu ketika dia mendapat angka merah. Bisa saja saat itu ia jadi merasa “bodoh”, namun karena dasar keyakinannya yang positif, ia berusaha memperbaiki nilai.

Status Sosial Ekonomi
Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah. Hal ini didukung oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21).

Referensi :
 http://faztilmi.wordpress.com/2012/05/09/pengaruh-lingkungan-dalam-proses-pembentukan-konsep-diri-self-concept/
http://izzamuanies.blogspot.com/2012/11/budaya-dan-pembentukan-konsep-diri.html
Dayakisni, Tri dan Salis Yuniardi, Psikologi Lintas Budaya, Malang : UMM Press, 2004

Kehidupan Ekonomi di Daerah Perbatasan

Wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia umumnya jauh dari jangkauan modal sehingga kondisinya tertinggal dalam berbagai hal dibandingkan wilayah lain. Menurut sumber di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, terdapat 26 kabupaten yang terletak di perbatasan. Semua kabupaten ini tercatat masuk dalam kategori daerah tertinggal.

 Keadaan ekonomi yang tertinggal di wilayah perbatasan bukanlah situasi yang sangat khusus, karena keadaan serupa dapat ditemui di daerah lain yang bukan perbatasan. Namun wilayah perbatasan mempunyai arti penting tersendiri. Kita sudah sering mendengar pendapat berbagai kalangan tentang arti penting tersebut, sehingga berkonsekuensi diperlukannya prioritas pembangunan daerah perbatasan. Dari aspek pertahanan, kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan berkaitan dengan keadaulatan nasional suatu bangsa.

Banyak kejadian warga di perbatasan yang memilih pindah kewarga-negaraan (WNI ke Malaysia) karena kesenjangan ekonomi kedua negeri. Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa penyelundupan kayu ilegal banyak terjadi melalui daerah ini. Dari sini dapat ditarik pelajaran, bahwa kecintaan terhadap tanah air bukanlah seperti wahyu dari langit, melainkan dipengaruhi oleh kondisi sosio-ekonomi dan kultural yang melingkupinya. Dapat dibayangkan, bila seorang anak WNI harus menempuh jalan berpuluh kilometer untuk bersekolah, sementara di seberangnya, anak warga negara Malaysia dapat dengan mudah mengakses sekolah, dengan kualitas yang lebih baik pula.

Dari aspek lain, disebutkan bahwa daerah perbatasan adalah “serambi” suatu negara, sehingga harus dikondisikan sebaik mungkin. Terlepas dari arti penting tersebut di atas, kita melihat persoalan ketertinggalan di daerah perbatasan berhubungan dengan kebijakan yang memusatkan akumulasi modal di wilayah Jawa, atau lebih khusus lagi, Jakarta. Kebijakan ini mengakibatkan tertinggalnya daerah-daerah di luar Jawa, dan imbasnya adalah daerah perbatasan yang berada paling jauh atau terluar.




Kondisi Daerah Perbatasan Saat Ini.

Pada umumnya daerah pebatasan belum mendapat perhatian secara proporsional. Kondisi ini terbukti dari kurangnya sarana prasarana pengamanan daerah perbatasan dan aparat keamanan di perbatasan. Hal ini telah menyebabkan terjadinya berbagai permasalahan seperti, perubahan batas-batas wilayah, penyelundupan barang dan jasa serta kejahatan trans nasional (transnational crimes). Kondisi umum daerah perbatasan dilihat dari aspek pancagatra yaitu:

1.     Aspek Ideologi.   Kurangnya akses pemerintah baik pusat maupun daerah ke kawasan perbatasan dapat menyebabkan masuknya pemahaman ideologi lain seperti paham komunis dan liberal kapitalis, yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dari rakyat Indonesia.
2.     Aspek Politik.      Kehidupan sosial ekonomi di daerah perbatasan umumnya dipengaruhi oleh kegiatan di negara tetangga. Kondisi tersebut berpotensi untuk mengundang ke-rawanan di bidang politik, karena meskipun orientasi masyarakat masih terbatas pada bidang ekonomi dan sosial, terutama apabila kehidupan ekonomi masyarakat daerah perbatasan mempunyai ketergantungan kepada perekonomian negara tetangga, maka hal inipun selain dapat menimbulkan kerawanan di bidang politik juga dapat menurunkan harkat dan martabat bangsa.

3.     Aspek Ekonomi.  Kesenjangan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan dengan masyarakat negara tetangga mempengaruhi watak dan pola hidup masyarakat setempat dan berdampak negatif bagi pengamanan daerah perbatasan dan rasa nasionalisme. Maka tidak jarang daerah perbatasan sebagai pintu masuk atau tempat transit pelaku kejahatan dan teroris. Daerah perbatasan merupakan daerah tertinggal disebabkan antara lain:

a.           Lokasinya yang relatif terisolir (terpencil) dengan tingkat aksesibilitas yang rendah.

b.     Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat.

c.      Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan (jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal).

d.     Langkanya informasi tentang pemerintah dan  masyarakat di daerah perbatasan (blank spot).


4.     Aspek Sosial Budaya.           Akibat globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, teknologi informasi, dan komunikasi, dapat mempercepat masuk dan berkembangnya budaya asing ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat daerah perbatasan cenderung lebih cepat terpengaruh oleh budaya asing, dikarenakan intensitas hubungan lebih besar dan kehidupan ekonominya sangat tergantung dengan negara tetangga. dan hal ini dapat merusak ketahanan nasional; mempercepat dekulturisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

5.     Aspek Pertahanan dan Keamanan.                   Daerah perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata, sehingga menyebabkan rentang kendali pemerintah, pengawasan dan pembinaan teritorial sulit dilaksanakan dengan mantap dan efisien. Seluruh bentuk kegiatan atau aktifitas yang ada di daerah perbatasan apabila tidak dikelola dengan baik akan mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, di tingkat regional maupun internasional baik secara langsung dan tidak langsung. 



Pengembangan Daerah Perbatasan

Pengelolaan perbatasan negara merupakan “titik temu” dari tiga hal penting yang harus saling bersinergi; politik Pemerintahan Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dalam wadah NKRI, pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama masyarakat di daerah-daerah, dan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam rangka mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh sebab itu dalam penyusunan peraturan perundang-undangan harus selalu memperhatikan dan berdasarkan hal-hal tersebut di atas.
Persoalan pengelolaan perbatasan negara sangat kompleks dan urgensinya terhadap integritas negara kesatuan RI, sehingga perlu perhatian penuh pemerintah terhadap penanganan hal-hal yang terkait dengan masalah perbatasan, baik antar negara maupun antar daerah. Pengelolaan perbatasan antar negara masih bersifat sementara (ad-hoc) dengan leading sektor dari berbagai instansi terkait. Pada saat ini, lembaga-lembaga yang menangani masalah perbatasan antar negara tetangga adalah:

1.      General Border Committee RI-PNG diketuai oleh Panglima TNI.

2.      Join Border Committee RI-PNG (JBC) diketuai oleh Menteri Dalam Negeri.

3.      Join Border Committee RI-UNTAET (Timtim) diketuai oleh Dirjen Pemerintah Umum Departemen Dalam Negeri.

4.      Join Commisison Meeting RI – Malaysia (JCM) diketuai oleh Departemen Luar Negeri yang sifatnya kerjasama bilateral.

Dalam penanganan masalah perbatasan agar dapat berjalan secara optimal perlu dibentuk lembaga yang dapat berbentuk :

1.     Forum/ setingkat dewan dengan keanggotaan terdiri dari pimpinan institusi terkait. Dewan dibantu oleh sekretariat dewan. Bentuk ini mempunyai kelebihan dan penyelesaian masalah lebih terpadu dan hasilnya lebih maksimal, karena didukung oleh instansi terkait. Sedangkan kelemahannya tidak operasional, keanggotaan se-ring berganti-ganti, sehingga kurang terjadi adanya kesinambungan kegiatan.

2.     Badan (LPND) yang mandiri terlepas dari institusi lain dan langsung di bawah presiden. Bentuk ini mempunyai kelebihan bersifat otonom, hasil kebijakannya bersifat operasional dan personil terdiri dari sumber daya manusia yang sesuai dengan bidang kerjanya. Sedangkan kelemahannya dapat terjadi pengambil alihan sektor, sehingga kebijakan yang ditetapkan kurang didukung oleh sektor terkait.

Lembaga-lembaga yang dibentuk tersebut memiliki program antara lain:

1.     Mewujudkan sabuk pengaman (koridor) dalam menjaga kedaulatan negara dan keamanan. Untuk lebih mewujudkan keamanan negara RI Khususnya di wilayah perbatasan dengan negara tetangga perlu diciptakan sabuk pengaman yang berfungsi sebagai sarana kontrol dimulai dari titik koordinat ke arah tertentu sepanjang perbatasan.

2.     Penyusunan program secara komprehensif dan integral. Dalam hal ini melibatkan sektor-sektor yang terkait dalam masalah penanganan perbatasan, seperti masalah kependudukan, lalu lintas barang/ perdagangan, kesehatan, ke-amanan, konservasi sumber daya alam.

3.     Penataan batas negara dalam upaya memperkokoh  integritas NKRI. Penataan batas berupa batas fisik baik batas alamiah ataupun buatan. Dengan kejelasan batas-batas tersebut akan memperjelas kedaulatan fisik wilayah negara RI.

4.     Pembangunan ekonomi dan percepatan pertumbuhan perekonomian perbatasan berbasis kerakyatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan ketahanan di daerah perbatasan. Kualitas sumber daya manusia ataupun tingkat kesejahteraan yang rendah akan mengakibatkan kerawanan terutama dalam hal yang menyangkut masalah sosial dan pada gilirannya dapat mengganggu stabilitas nasional secara keseluruhan. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan taraf hidup masyarakat di daerah perbatasan dengan memperhatikan potensi sumber daya alam setempat dan kelompok swadaya masyarakat. Sedangkan bentuk usaha percepatan pertumbuhan perekonomian perbatasan dengan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat adat/ kelompok-kelompok swadaya masyarakt yang sudak ada, pemberdayaan, pendampingan dan penguatan peran serta perempuan dalam kegiatan perekonomian atau social, pengembangan wawasan kebangsaan masyarakat di kawasan perbatasan, menghidupkan peran lembaga keungan mikro dalam peningkatan pertumbuhan perekonomian, dan identifikasi potensi dan pengembangan sektor-sektor unggulan di daerah perbatasan.


Referensi :
myzone.okezone.com/content/read/2011/06/03/5657/memprioritaskan-pembangunan-di-daerah-perbatasan
images.wira96.multiply.multiplycontent.com

Pengaruh Situasi dalam Perilaku Konsumen



Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi Konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
  1. Lingkungan Fisik
    Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
  2. Lingkungan Sosial
    Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
  3. Waktu
    Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
  4. Tujuan
    Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
  5. Suasana Hati
    Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

Jenis-Jenis situasi konsumen:

1.      Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk mengilustrasikan dampak potensial dari situasi komunikasi, mari kita pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan iklan televise. Kita berfokus pada bentuk komunikasi tertentu karena dua alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat bagian yang bermakna dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah karakteristik situasi mungkin muncul kepermukaan sebagai determinan yang potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh situasi mungkin pula timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
2.      Situasi Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa. Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana, pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi pembelian. Penjual makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan dibioskop atau stadion baseball. Pengaruh situasi dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
·         Lingkungan informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
·          Kesediaan informasi sangat penting. Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
·         Beban informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat peralternatif, kenaikan dalam jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil keputusan.
·          Format informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun.
·         Bentuk informasi adalah penilaian produk numeris, memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
·         Lingkungan eceran adalah sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap kali diacu sebagai store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berbeda di luar kendali. Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen tepat ditempat yang benar didalam toko.
·         Musik adalah konsumen akan merasa nyaman jika membeli dengan adanya musik karena membuat semangat para pembeli semakin meningkat. Dan banyak yang dating untuk kembalinlagi ke toko mereka.
·         Tata ruang dan lokasi didalam toko dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan produk.
·         Warna adalah sumber pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat, seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif pada orang yang menarik fisik, dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk seperti hijau dan biru.
·         Bahan POP ( point-of-purchase ) atau bahan di tempat penjualan dapt berfungsi sebagai stimulus yang sangat kuat. Peragaan dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan menarik perhatian konsumen.
·         Wiraniaga adalalah potensi untuk memperngaruhi konsumen selama berbelanja dapat dipengaruhi secara kuat oleh staf garis depan pengecer.
·         Kesesakan adalah aspek luar dari latar eceran yang mungkin memperngaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja didalam toko.
·         Pengaruh waktu adalah dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.
Situasi Pemakaian
Jenis selebihnya dari situasi konsumen adalah situasi pemakaian dimana mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh.

Sumber: http://samuelsugara.blogspot.com/2012/05/perilaku-konsumen-pengaruh-situasi.html